Memilihlah Akhii ....


Oleh : Ustadz Hariyanto Al-Rhandy

Dalam hidup ini banyak hal yang ada disekitar kita, yang keberadaannya harus kita prioritaskan sebagai sebuah pilihan. Pilihan itu sifatnya bisa berujud biasa saja sedang, hingga yang keberadaannya istimewa. dan semua sifat itu bergantung apakah akan kita pandang sebagai sesuatu yang rumit ataupun sedarhana, Sehingga kita akan mampu meraihnya dengan keberhasilan.
Oleh karenanya, Ketika kita memutuskan untuk menjadi santri, maka yakinilah bahwa keputusan itu adalah merupakan pilihan mulia yang posisinya sangatlah agung, tidak hanya karena statusnya yang memang agung dan mulia, tetapi keagungan itu terujud karena kita sudah menjadi generasi yang akan menjadi penerus dari sebuah ajaran Suci ini, penerus yang akan menegakkan kalimat Lailaha Ilallah (pinjam bahasa Fauzil Adzim).
Waba’du, Pada realitasnya, kita sering kali bingung apa yang harus kita prioritaskan sebagai pilihan, kadang kita tidak mengerti apakah yang kita lakukan ini sebagai sesuatu yang sudah menjadi pilihan adanya, atau hanya menjadi pengisi waktu senggang saja. Atau malah menjadikan segala sesuatunya sebagai pilihan, padahal diri ini memiliki keterbatasan-keterbatasan. Akhirnya jadilah kita menjadi orang yang tidak fokus, dan tidak bisa dalam hal apapun, dan menjadi setengah dalam hal yang padahal kita mengetahuinya. Dalam dunia pendidikan, Profesional adalah orang yang memiliki keahlian dibidangnya namun juga memiliki latar akademik yang membuktikannya..
Apa yang akan kita raih dalam kehidupan ini, adakah sejarah yang mampu kita sumbangkan sebagai bukti dari “Khairunnaas Anfauhum Linnaas”. Berfikirlah bijaksana, lalu, lakukanlah dengan merencanakan apa yang menjadi cita-cita kita, kemudian bingkailah atau ukurlah dengan setiap kemampuan yang ada. Setelah itu pilihlah sesuatu yang sederahana. Sederhana maksudnya adalah sesuatu yang mungkin kita bisa melakukannya dengan perencanaan yang baik, tunjukkan bukti etos kerja yang sungguh-sungguh, fokus, sehingga menghasilkan apa yang sudah kita rencanakan. Tetaplah memasang niat sebagai pegangan supaya semuanya menjadi catatan amal dalam setiap aktivitas langkah. Kalaupun masih terjadi hambatan dan kesulitan, maka yakinilah bahwa rintangan itu menjadi sesuatu yang amat sederhana, dan tunjukkan bahwa kita mampu menyelesaikannya (bukan meremehkan masalah). Bukankah Allah sudah menegaskan dalam firmannya, bahwa didalam dimensi kesulitan sebenarnya ada dimensi kemudahan dan jalan keluarnya. Hadirkanlah dengan kesabaran dan kesabaran.
Ciptakanlah Mindset (cara berfikir) positif dalam otak, bahwa kita memiliki kemampuan untuk melakukan hal apapun. Mindset postif akan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk memberikan motivasi dan dorongan untuk selalu menghadapi rintangan dengan senyuman. Janganlah mempersepsikan negatif sebelum kita menguji bahwa ada kemampuan pada diri kita. Hanya orang-orang yang berjiwa kerdillah yang selalu takut menghadapi setiap masalah, dan rintangan.
Ketika pilihan pertama sudah kita raih sebagai keberhasilan, maka bukalah buku rencana hidup kita, bukankah kita masih memiliki cita-cita dan harapan, kemudian langkahkan kerencana yang lebih tinggi lagi. Ingat.... ! keberhasilah yang kita lalui pertama itu, bukan keberhasilan mutlak dan yang paling tinggi, karena semuanya dilakukan untuk menjadi wasilah, jalan, proses meraih cita-cita dan keberhasilan yang lebih baik.
Dengan keberhasilan yang lebih tinggi, sudah pasti konstribusi kita akan lebih dirasakan oleh banyak orang, bisa berbagi dengan siapapun saja disaat kita meraih keinginan, apapun yang kita raih dan nikmati tanpa harus lupa terhadap status dari mana kita berasal. Jadilah kita orang-orang yang pandai bersyukur atas sesama.
Pada akhirnya, kita haruslah merasakan kebermaknaan dari setiap pilihan yang kita lakukan akan bermuara pada pencapaian kepuasan batiniyah yang itu tetap akan menundukkan dan mensujudkan jiwa ini kepada yang Maha Menciptakan. Semoga.
(Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah