Suhaimi, Calon Pemimpin Pesantren Yang Disiplin


Penampilannya sederhana, bersahaja walau kadang-kadang tergambar wajah keseriusan di raut wajahnya yang agak hitam. Dialah Suhaimi, yang mulai tahun 2009 kemarin menginjakkan kakinya di tanah Sukorejo. Walaupun perantauan Ilmiiahnya masih bisa dibilang seumur jagung, namun sudah bejibun prestasi yang ia torehkan di bumi Salafiyah Syafi’iyah ini. Misalnya, saat Ujian Penerimaan Mahasiswa Baru, lelaki asal lombok ini tidak tanggung-tanggung nilai ujiannya dalam bidang bahasa Arab menempati urutan tertinggi diantara mahasiswa-mahasiswa yang lain.

Biasanya, bagi mahasiswa baru yang ikut memprogram mata kuliah di Lembaga Bahasa, harus ikut dulu di kelompok D. Tapi lain halnya dengan Suhaimi. Karena tingginya nilai yang ia dapatkan saat ujian, di Lembaga Bahasa tersebut ia langsung duduk di kelompok B. Prestasi lainnya, saat mengikuti Ujian percepatan kelas (ujian akselerasi), siswa Madrasah Ta’hiliyah Ibrahimy yang langsung menempati kelas dua ini, dari beberapa siswa yang ikut ujian percepatan di kelasnya, hanya dia sendiri yang berhak langsung naik ke kelas tiga.

Lelaki yang merangkap di Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ini memang bukan tergolong santri yang istimewa ataupun cerdas, namun menurut beberapa teman dekatnya, lelaki yang lahir pada tanggal 31 Desember tahun 1990 memang dikenal sangat disiplin, rajin dan istiqomah. Kedisiplinannya ini terbukti saat masuk sekolah Diniyah, bisa dikatakan Suhaimilah orang yang membuka pintu ruang kelas tempat ia belajar.

Mengikuti pengajian tiap hari setelah pelaksanaan Shalat Maghrib di Ma’had Aly juga sudah menjadi aktivitas rutin harian bagi lajang yang berkamar di Sunan Gunung Jati nomor 24 ini. Lelaki yang bercita-cita menjadi Dosen Bahasa Arab ini juga mengaku sangat senang menjadi santri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah. Menurutnya, sangat banyak sekali yang bisa didapatkan di Pesantren Asuhan KHR. Ach. Fawaid As’ad ini.

Baginya, di tanah Sukorejo inilah gudang ilmu. Argumen yang ia kemukakan tentang Pesantren Sukorejo ini bukan hanya asal-asalan saja. Karena menurut pengakuannya, ia mulai tertarik masuk di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah ini karena melihat kesuksesan alumni asal Lombok yang telah terjun di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai bidang keahlian yang mereka miliki. Disamping itu juga, lelaki yang mengaku senang mendengarkan lagu-lagu Barat ini juga sangat senang mengikuti kegiatan-kegiatan Iksass.

Ia berpendapat, dengan intens mengikuti kegiatan-kegiatan Iksass, maka secara tidak langsung dirinya telah belajar bermasyarakat serta belajar menjadi seorang pemimpin yang baik. Kepeduliannya terhadap organisasi terbukti saat kesenangannya ketika ia ditunjuk menjadi koordinator departemen kaderisasi di Rayon Iksass NTB. Selain itu juga, buah hati pasangan Juma’un dengan muslimah ini mengaku sangat senang sekali bergelut dengan Kitab-kitab Kuning.

Menurutnya, dengan mempelajari kitab-kitab klasik tersebut adalah kunci untuk menghadapi persoalan-persoalan duniawi yang semakin rumit. Kegigihanya untuk mempelajari kitab-kitab kuning juga karena pesan pamannya yang sekarang ini menjadi pemimpin sebuah pesantren di Lombok. Menurut pengakuan lelaki yang memiliki rambut keriting ini, hanya dialah satu-satunya harapan pamannya untuk menggantikan pamannya nenjadi pemimpin Pesantren tersebut. (Habibul Adnan)

Artikel Terkait:

 

Powered by Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah